Kamis, 08 Agustus 2013

Sepotong Kisah Gadis Bermata Biru

"Hei kau adik kecil!"

Tangan kecil yang membawa sebuah bola itu menyentuh pipi si bayi.

"Leonard, tenanglah."

"Maafkan aku, Mom. Aku hanya tidak sabar mengajaknya bermain!"

"Sabarlah sayang."

Wanita yang sedang menggendong seorang bayi perempuan itu bernama Jeanny sedangkan bocah laki-laki berusia lima tahun itu bernama Leonard dan seorang laki-laki dewasa yang tegap dengan kumis tebal yang sedang berbicara dengan seorang bernama Bill di sudut pagar rumah itu bernama Louis. Ya, Louis adalah kepala keluarga di rumah itu, sedangkan Bill adalah salah seorang pengawal setia dalam keluarga itu.

"Mom, boleh aku menggendongnya?"

"Boleh, tapi nanti kalau kau sudah sekolah."

Tawa renyah terdengar dari wanita lembut itu serta ujung bibirnya yang tertarik lembut membuat si bocah laki-laki yang sedikit kesal karena tidak boleh menggendong adik kecilnya itu kembali tersenyum, memandang mata si gadis kecil yang masih berada di gendongan sang ibu. Ah ya, nama gadis kecil bermata biru itu adalah Leonora. Nama panggilannya adalah Nora dan Leonard sangat menyukai itu ketika baru pertama kali mengetahuinya.

"Ibu.."

"Ya, Leonard?"

"Apakah Leonora akan menjadi seorang yang baik sepertimu?"

Sekali lagi wanita itu tersenyum lembut kepada si bocah laki-laki dan mengusap pelan kepalanya. Membayangkan mungkin satu atau dia tahun lagi dia tak akan bisa berkumpul dan bermain dengan kedua anaknya lagi seperti ini adalah suatu kesedihan yang membuat sebulir air mata ada di ujung matanya yang mirip dengan Nora.

"Tentu saja, Leonard. Dia akan menjadi gadis yang sangat baik, cantik, anggun. Dan aku yakin kau akan menjaganya kelak."

Jeanny tahu, mungkin Leonard tak akan benar-benar bisa mencerna apa yang dia katakan—namun dia yakin, suatu saat nanti Leonard akan melindungi adiknya jauh lebih baik dari Louis yang mudah sekali tersulut emosi. Dan kini pandangannya tertuju pada si gadis kecil yang telah menutup cahaya biru itu. Ya, Leonora tertidur dalam dekapan ibunya di bawa sinar bulan yang bersinar terang. Leonard tersenyum bahagia kala itu. Tawa yang bisa dilihat ketika seorang bocah mendapatkan mainan baru dan bukan seperti seorang pemuda yang mendapati adiknya berbeda dari apa yang diharapkan. Bahkan ketika gadis itu—Leonora—menjadi seorang yang berbeda jauh dari apa yang dikatakan ibunya.

Tidak ada komentar:

Followers